“PENETAPAN
TUJUAN AUDIT”
Tugas Kelompok Dalam Matakuliah Auditin (pemeriksaan
Lapron)
Semester VI (Enam) Program Jurusan Strata Satu
(Ekonomi Perbankan Syariah Islam)
Tahun akademik 2011/2012
Oleh
SUPRIADI
09.0625.0010
Dosen pembimbing
RINI SE, AK
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI DDI POLMAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT. Dengan rahmat-Nya sempurnalah yang baik, dengan karunia-Nya
turunlah segala kebaikan dan dengan taufik-Nya tercapailah segala tujuan. Bagi
Allah juga segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa saja yang
dikehendaki-Nya.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw sebagai pendidik dan
pembawa petunjuk bagi manusia dan sebagai hujjah atas semua manusia untuk
menyempurnakan akhlak mulia, untuk mengeluarkan dunia dari kegelapan menuju
cahaya dan menunjukkan mereka ke jalan Allah yang lurus. Semoga shalawat dan
salam juga terlimpahkan kepada keluarga Nabi saw, para sahabatnya dan orang
yang mengikutinya dengan baik sampai Hari Pembalasan. Dan semoga apa yang kami
tulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya walaupun
dalam makalah ini masih kurang sempurna.
Polewali, April,
2012
SUPRIADI
ii
|
DAFTAR ISI
Sampul Depan….. ……………... i
Kata Pengantat ……………... ii
Daftar Isi…. ……………... iii
BAB I : Pendahuluan…. ……………... iv
A.
Latar
Belakan… ……………... iv
B.
Rumusan
Masalah… ……………... iv
BAB II : Pembahasan ……………... 1
1.
Penetapan
Tujuan Auditing ……………... 1
A.
Tujuan
Audit Umum …………….... 1
B.
Tujuan
Audit Khusus …………….... 5
BAB III :
Penutup ……………...
7
A.
Kesimpulan ……………... 7
B.
Saran ……………... 7
Daftar Pustaka… ……………... 8
iii
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakan
Prosedur audit dalam pekerjaan
lapangan disusun berdasarkan tujuan audit yang hendak dicapai. Dalam hal ini,
tujuan audit yang dimaksud dirancang untuk menentukan apakah tujuan operasi
tertentu (yang ditetapkan oleh manajemen) dapat dicapai atau tidak. Tujuan
audit harus bersifat khusus untuk setiap langkah yang dilakukan auditor dan
dijabarkan dalam bentuk prosedur audit untuk mencapainya.
Penetapan tujuan audit dan prosedur
audit merupakan unsur utama sebuah program audit, oleh karena itu keberhasilan
pekerjaan lapangan dalam mengumpulkan bukti audit bergantung kepada baik
buruknya sebuah program audit yang digunakan. Hal tersebut dapat dipahami
mengingat suatu program audit pada dasarnya merupakan abstraksi dari
perencanaan audit yang berisi rencana langkah kerja sistematis untuk memperoleh
bukti audit yang diperlukan dalam pencapaian tujuan audit.
Guna mengarahkan pekerjaan audit di
lapangan, program audit berperan sebagai pedoman pelaksanaan audit sekaligus
merupakan alat pengendalian agar pekerjaan audit secara keseluruhan berjalan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Permasalahan umum yang
dihadapi oleh auditor internal adalah bagaimana menyusun dan mengembangkan
program audit yang baik ?
B. Rumusan Masalah
Karna Begitu Luasnya Pembahasan
tengtang Penetapan Tujuan Auditing maka
Kami Pemakalah Hanya akan membahas beberapa Poin saja Diantanya :
A.
Tujuan
Auditing Umum
B.
Tujuan
Auditing Kusus
iv
|
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tujuan AuditUmum
Tujuan
umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu
menghimpun bukti kompoten yang cukup, auditor perlu mengindentifikasikan bukti
apa yang dapat dihimpun dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.
Tujuan audit spesifiq di tentukan
berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan meliputi asersi-asersi menajemen baik yang bersifat
eksplisit. Asersi-asersi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
1.
Keberadaan atau keterjadian (existence
or occurrence)
2.
Kelengkapan (completeness)
3.
Hak dan kewajiban (rights and
obligation)
4.
Penilaian (valuation) atau
alokasi
5.
Penyajian dan pengungkapan (presentation
and disclosure)
6.
Ketetapan administrasi ( clerical
Accuracy )
1.
Keberadaan
atau keterjadian (existence or occurrence)
Asersi tengtang keberadaan atau
keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang benar terjadi selama
periode tertentu.
2.
Kelengkapan
(completeness)
Asersi kelengkapan berhubungan
dengan apakah semua transaksi dan akun rekening yang semestinya disajikan dalam laporan keuangan telah
tercantumkan. Menejemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa
di catat dan di cantumkan dalam laporan keuangan dan menejemen membuat asersi
bahwa utang usaha di neraca telah mencangkup semua kewajiban perusahaan kepada pemasok.
3.
Hak
dan kewajiban (rights and obligation)
1
|
1. Apakah
aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan benar-benar merupakan hak
perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Apakah
utang yang tercantum dalam laporan keungan benar-benar merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu.
Dalam
hal ini manajemen membat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha yang
dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak perusahaan atas kekayaan
yang disewa guna-ushakan, dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan
mencerminkan suatu kewajiban perusahaan
Asersi hak dan kewajiban mempunyai
hunbungan yang sangat erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Keeratan
hunbungan ini mengakibatkan salah satu kantor akuntan public besar di
Indonesia, yang bersipat dengan suatu kantor akuntan public asing dari amerika
serikat yang menganggap keduanya adalah satu dan menamakannya sebagai asersi genuine
4.
Penilaian
Atau Pengalokasian (valuation or allocation)
Asersi
tengtang penilaian atau pengalokasian berhubungan dengan apakah komponen –
komponen aktiva, utang, pendapatan dan biaya sudah dimasukkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya. Contoh manajemen membuat asersi bahwa
aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehanya dan perolehan yang semacam
itu secara sistematik dialokasikan
kedalam periode-periode akuntansi yang semestinya, dan manajemen membuat asersi
bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai
bersih yang dapat direalisasikan.
3
|
5.
Penyajian
dan Pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi tengtang penyajian dan
pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen – komponen tertentu dalam
laporan keuangan sudah diklasifikasikan, dijelaskan dan diungkapkan secara semestinya. Pelaopran komponen laporan
keuagan pada jumlah yang semestinya mengandung arti bahwa jumlahnya sudah
ditentukan dengan menggunakan metode perlakuan akuntansi bedasar prinsip akuntansi
yang berlaku umum, dan bebas dari kesalahan matematikal.
Misalnya menejemen membuat asersi
bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikansebagai utang jangka panjang di
neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dan menajemen membuat
asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan rugi
laba dikalsifikasikan dan diungkafkan semestinya.
Asersi penyajian tidak hanya
menyangkut penyajian dan pengungkapan dalam neraca, atau laporan rugi laba.
Asersi ini juga menyangkut pengungkapan lainnya, termasuk catatan atas laporan
keuangan. Disamping itu kelima asersi tersebut
sebagai mana yang tercantum dalam SA 326, masih ada satu jenis asersi
lagi yaitu asersi ketetapan administrasi/klerikal.
6.
Kecepatan
administrasi (Clerical Accuracy)
4
|
Prosedur auditing meliputi studi dan
evaluasi terhadap struktur pengendalian internal klien termasuk system
akuntansi. Auditor, melalui pemahaman struktur pengendalian internal, dapat
menentukan apakah system akuntansi sudah benar-benar dilaksanakan oleh semua
pihak sebagaimana mestinya, dan apakah system akuntansi tersebut dapat
menghasilkan catatan akuntansi yang palid.
B. Tujuan Audit Spesifiq
Audit
khusus
Audit dengan ruang lingkup
pemeriksaan hanya terhadap pemenuhan kepada tertentu. Dengan kata lain, audit
hanya dilakukan terhadap beberapa trangsksi tertentu saja. Brikut ini diberikan
contoh audit spesifiq untuk akun persediaan agar dapat lebih memahami
asersi-asersi yang telah dikemukakan.
1. Asersi keberadaan dan keterjadian
Tujuan audit spesifiq :
a.
Persedian yang di cantumkan dalam neraca. Secara fisik ada
b.
Persediaan merupakan unsur yang
disimpan untuk dijual dan digunakan dalam operasi normal perusahaan
2. Asersi kelengkapan
Tujuan Audit spesfiq :
a.
Persedian meliputi semua produk
jadi, bahan baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki perusahaan.
b.
Kuantitas Persedian meliputi semua
produk jadi, bahan baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki
perusahaan yang masih dalam perjalanan maupun yang disimpan diluar perusahaan
misalnya persediaan barang konsiyasi
c.
Daftar hasil perhitungan fisik
persedian dikompilasi dengan teliti dan totalnya tela dimasukkan kedalam
rekening persediaan.
3. Asersi hak dan kewajiban
a.
5
|
b.
Persediaan tidak mengcangkup unsur
yang telah di tagihkan kepada pelanggan atau dimiliki oleh pihak lain.
4.
Asersi penilaian dan pengalokasian
Tujuan
Audit spesifiq :
a. Persediaan dinyatakan secara tepat pada harga pokok atau
perolehanya, kecuali jika harga pasarnya lebih rendah
b.
Unsur
persediaan yang lambat perputarannya (turn
overnya rendah) berlebihan rusak, dan usang dimasukkan persediaan telah
diidentifikasikan.
c.
Persediaan
dikurangi, jika semestinya demikian, ke harga perolehan penggantian ( replancement cost) atau nilai bersih yang dapat direalisasikan.
5. Asersi
penyajian dan pengungkapan
a. Persedian diklasifikasikan sebagaimana mestinya dalam
neraca sebagai aktiva lancar.
b. Golongan besar persediaan dan dasar penilaiannya di
ungkapkan secara memadai dalam neraca.
c. Persediaan yang digadaikan atau dititipkan kepihak lain
diungkapkan secara memadai.
Audit umum
Audit dengan ruang lingkup
pemeriksaan lengakap dan menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban. Audit jenis
ini biasanya dilakukan dengan secara regular dan terencana dalam sebuah daftar
objek audit dengan pertimbangan tertentu (seperti menejemen resiko, propel
komoditas, polume transaksi dan sebagainya) pada dasarnya seluruh penguna dasar
kepabedanan (importer, eksportir, PPJK) akan kepatuhannya terhadap UUD melalui
pelaksanaan audit jenis ini.
6
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan
umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai suatu tujuan, dima auditor
perlu menghimpun bukti kompoten yang cukup, auditor perlu mengindentifikasikan
bukti apa yang dapat dihimpun dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.
2. Tujuan audit spesifiq di tentukan
berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan meliputi asersi-asersi menajemen baik yang bersifat
eksplisit.
B. Saran
1. Semoga
makalah ini dapat menjadi acuan untuk membedakan atara tujuan Audit Umum dengan
Audit Spesifiq, dimana kalangan mahasiswa sekarang susah untuk membedakan audit
ini.
7
|
BAFTAR
FUSTAKA
2.
Abdul
Halim., "Pemeriksaan Akuntansi 1", 1994, Penerbit Gunadarma, Jakarta.
3. Arens
& Loebbecke, Adaptasi oleh : Amir Abadi Jusuf., "Auditing : Pendekatan
Terpadu", Buku 2, Edisi Indonesia, 1999, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4.
ukrisno Agoes, "Auditing
(Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik", Jilid 1, Edisi kedua,
2000, Lembaga Penerbita FEUI, Jakarta
5.
Tugiman
Hiro, "Standar Profesional Audit Internal", 2000, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
8
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar